HUJAN, PERJUANGAN DAN WARISAN

avatar

Selamat malam semua, saya harap teman HIVEku semua dalam keadaan sehat sentosa.
Semangat semangat! Kata pekikan penyemangat dari istri saya yang aku dengar lewat telefon tadi pagi. Jawabku sederhana "Okey ma, terima kasih"

Demi mereka aku keluarkan seluruh tenagaku. Tujuanku hanya satu, aku tidak ingin mendengar cerita kekurangan darinya.

Dan memang hasil tak membohongi usaha.
Aku lihat dan aku hitung di kotak biru saya, tinggal seperempat bagian dari yang aku bawa.
"Hmm, enteng! pasti nanti habis"
Lalu aku ucapkan "Terima kasih Tuhan, atas kemurahan rejekiMu"

TANPA DI MINTA, TAPI DI BERINYA

Kemurahan Tuhan masih berlanjut, dalam doa atau pun tanpa doa. Seperti sore ini, tanah yang kering seketika basah karena kemurahanNya.

Hujan yang datang tiba-tiba, mematahkan semangatku seketika. Tak ada yang bisa aku perbuat hanya mencari tempat perlindungan dari dinginnya air hujan. Kolong jalan tol alternatifku dan pengguna jalan lainnya. Tak terbayangkan kalau aku tak menemukan tempat ini, basah kuyup sudah pasti!

Bisa saja saya pacu dan percaya diri kalau daganganku barang yang menyehatkan.
Hanya saja badan ini belum sanggup menerimanya. Aku sadar dengan kondisi tubuh saya yang rentan sakit demi kesehatanku dan beban di pundakku aku relakan berhentikan roda tigaku bersama mereka tanpa kenal tanpa sapa.

HIVEKU ADALAH WARISANKU

Sedih sih sedih, tapi aku tak ingin mengabarkan berita murahnya Tuhan kali ini.
Aku ingin seperti lilin berpijar, yang tetap bersinar di tempat gelap walau tubuhnya habis terbakar.

Semoga mereka tetap ceria tanpa beban tanpa pikiran. Walau badan lelah aku harus tetap berjuang. Mungkinkah perjuangan ini bisa aku nikmati? Atau akan jadi warisan saja?

Aku rasa penting sekali memikirkan masa depan anak dari sekarang, beruntung perjalan hidupku sampai Bekasi. Rupanya Tuhan punya rencana bagus buat masa depanku. Tak terbayangkan kalau aku selalu hidup di kampung. Di pastikan aku tak akan kenal saudara HIVER semua, buat saya HIVE masa depan yang bisa aku wariskan kelak.

TUNGGU PEMBUKTIANKU

Orang tua mana yang tega melihat anaknya sengsara, sebenarnya ingin aku ceritakan berita baik ini ke banyak teman sejalan tapi aku belum bisa buktikan. Semoga cerita perjuangan kala hujan ini hanya jadi cerita.

Aku harus tetap semangat belajar, demi sebuah warisanku kelak, amin.
Terima kasih telah meluangkan waktunya untukku, semoga anda tak bosan membaca tulisan saya yang panjang tak terarah. Thank you



0
0
0.000
0 comments